Selasa, 09 Desember 2008

kota lama 2

Kota Lama, Potongan Sejarah Kota Semarang

Kota Lama adalah potongan sejarah, karena dari sinilah ibukota Jawa Tengah ini berasal. Semarang dan Kota Lama seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan begitu saja. Dan tentu saja ini menghadirkan keunikan tersendiri. Sebuah gradasi yang bisa dibilang jarang ada ketika dua generasi disatukan hingga menciptakan gradasi yang cantik sebenarnya.

Pada dasarnya area Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah di mana gedung-gedung yang dibangun sejak zaman Belanda. Namun seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat untuk daerah dari sungai Mberok hingga menuju daerah Terboyo.

Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah. Hal ini tentunya bisa dibilang wajar karena faktanya wilayah ini dibangun saat Belanda datang. Tentunya mereka membawa sebuah konsep dari negara asal mereka untuk dibangun di Semarang yang nota bene tempat baru mereka. Tentunya mereka berusaha untuk membuat kawasan ini feels like home bagi komunitas mereka.

Dari segi tata kota, wilayah ini dibuat memusat dengan gereja Blenduk dan kantor-kantor pemerintahan sebagai pusatnya. Mengapa gereja? Karena pada saat itu pusat pemerintahan di Eropa adalah gereja dan gubernurnya. Gereja terlibat dalam pemerintahan dan demikian pula sebaliknya.

Bagaimanapun bentuknya dan apapun fungsinya saat ini, Kota Lama merupakan aset yang berharga bila dikemas dengan baik. Sebuah bentuk nyata sejarah Semarang dan sejarah Indonesia pada umumnya.

kota lama

KAWASAN KOTA LAMA

Jembatan Berok Gedung Djakarta Lloyd PT. PELNI PT.Masscom Graphy Stasiun Tawang Polder Tawang Gedung Marba Gedung Jiwasraya PT. Sun Alliance Gedung PTP XV kantor Telekomunikasi Mercu Suar PT. Rajawali Nusindo Ordo Fransiskan PT.Kerta Niaga Kantor GKBI Bank Exim Gereja Blenduk

Berdasarkan sejarahnya, kota Semarang memiliki suatu kawasan yang ada pada sekitar abad 18 menjadi pusat perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama.

Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : HEEREN STRAAT. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto.Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut DE ZUIDER POR.

Jalur pengangkutan lewat air sangat penting hal tersebut dibuktikan dengan adanya sungai yang mengelilingi kawasan ini yang dapat dilayari dari laut sampai dengan daerah Sebandaran, dikawasan Pecinan. Masa itu Hindia Belanda pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil gula seluruh dunia. Pada waktu itu sedang terjadi tanam paksa( Cultur Stelsel ) diseluruh kawasan Hindia Belanda.

Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga OUTSTADT. Luas kawasan ini sekitar 31 Hektar. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "LITTLE NETHERLAND".

Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Ditempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang.

Kota Lama Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan banyaknya bangunan kuno yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan dibidang kebudayaan ekonomi serta wilayah konservasi.

Minggu, 30 November 2008

berapa harga buat web???

ketemu lagi...hehe

HARGA WEBSITE

Apakah Anda tahu faktor apa saja yang bisa mempengaruhi peringkat website Anda di hasil pencarian mesin pencari (search engine) ?

  • Salah satunya adalah usia website yang Anda miliki, mesin pencari seperti Google sangat menghargai website yang sudah berdiri sejak lama serta memiliki banyak konten berkualitas.
  • Faktor lainnya adalah popularitas website Anda. Hal ini ditentukan dari berapa banyak link yang masuk (income link) ke website Anda, sedangkan untuk membangun income link yang bagus dibutuhkan waktu lumayan lama.

Apa lagi yang Anda tunggu? SEGERA AMBIL TINDAKAN!, milikilah website yang berkualitas.

Di awal tahun 2008 ini, kami baru saja me-release beberapa paket pembuatan website untuk lebih memenuhi kebutuhan pasar saat ini :

  • Paket UKM
  • Paket Standard
  • Paket Katalog
  • Paket MLM

Harga paket desain dan pembuatan website kami dimulai dari Rp. 1.250.000,-. Harga tersebut dapat berubah tanpa pemberitahuan, untuk mendapatkan penjelasan lengkap serta harga yang lebih up-to-date harap hubungi kami. Kami siap melayani apapun kebutuhan website Anda, mulai dari yang sederhana sampai yang sangat rumit sekalipun.


Berikut spesifikasi website Paket UKM perusahaan kami :

  • Maksimal 5 halaman website utama, contoh: Home, About us, Product / Services, Clients, Contact us
  • Desain website menggunakan template non-flash, apabila menginginkan desain yang sesuai dengan tema bisnis akan dikenakan biaya tambahan Rp 1.000.000,- (optional)
  • Termasuk biaya nama domain 1 (satu) tahun pertama
  • Termasuk biaya hosting 1 (satu) tahun pertama dengan kapasitas penyimpanan data sebesar 50 MB dan maksimal akses bandwidth 500 MB/bulan
  • Maksimal 10 account email (tergantung kapasitas penyimpanan hosting)
  • Perubahan kecil (perubahan data) dikenakan biaya Rp 100.000,- per perubahan (optional)
  • Mendapatkan akses data statistik pengunjung untuk keperluan strategi pemasaran website
  • Mendapatkan link dari direktori bisnis Indonesia milik perusahaan kami secara GRATIS, sebagai media promosi
  • Waktu pengerjaan 3 hari kerja

Investasi pembuatan: Rp 1.250.000,-
Biaya domain & hosting: Rp. 200.000,- untuk tahun kedua dan seterusnya


Berikut spesifikasi website Paket Standard perusahaan kami :

  • Maksimal 6 halaman website utama, contoh: Home, About us, Product / Services, Clients, Articles / News, Contact us
  • Desain website sesuai tema bisnis, non-flash
  • Termasuk biaya nama domain 1 (satu) tahun pertama
  • Termasuk biaya hosting 1 (satu) tahun pertama dengan kapasitas penyimpanan data sebesar 100 MB dan maksimal akses bandwidth 1000 MB/bulan
  • Maksimal 10 account email (tergantung kapasitas penyimpanan hosting)
  • GRATIS biaya konsultasi untuk semua masalah dan informasi mengenai pembuatan website
  • Pendaftaran website pada search engine besar seperti Google & Yahoo!
  • Mendapatkan akses data statistik pengunjung untuk keperluan strategi pemasaran website
  • Mendapatkan link dari direktori bisnis Indonesia milik perusahaan kami secara GRATIS, sebagai media promosi
  • Waktu pengerjaan maksimal 14 hari kerja

Investasi pembuatan: Rp 3.000.000,-
Biaya domain & hosting: Rp. 300.000,- untuk tahun kedua dan seterusnya


Berikut spesifikasi website Paket Katalog perusahaan kami :

  • Maksimal 6 halaman website utama, contoh: Home, About us, Product / Services, Clients, Articles / News, Contact us
  • Desain website sesuai tema bisnis, non-flash
  • Termasuk biaya nama domain 1 (satu) tahun pertama
  • Termasuk biaya hosting 1 (satu) tahun pertama dengan kapasitas penyimpanan data sebesar 100 MB dan maksimal akses bandwidth 1000 MB/bulan
  • Maksimal 10 account email (tergantung kapasitas penyimpanan hosting)
  • GRATIS biaya konsultasi untuk semua masalah dan informasi mengenai pembuatan website
  • Pendaftaran website pada search engine besar seperti Google & Yahoo!
  • Mendapatkan akses data statistik pengunjung untuk keperluan strategi pemasaran website
  • Mendapatkan link dari direktori bisnis Indonesia milik perusahaan kami secara GRATIS, sebagai media promosi
  • (khusus katalog) Jumlah produk yang bisa dimasukkan ke dalam katalog tidak terbatas (tergantung kapasitas penyimpanan hosting)
  • (khusus katalog) Kami akan membantu proses pengisian katalog produk perusahaan Anda secara GRATIS, maksimal 100 produk (optional)
  • Waktu pengerjaan maksimal 14 hari kerja

Investasi pembuatan: Rp 3.500.000,-
Biaya domain & hosting: Rp. 300.000,- untuk tahun kedua dan seterusnya


Berikut spesifikasi website Paket MLM perusahaan kami :

  • Maksimal 6 halaman website utama, contoh: Home, About us, Product / Services, Clients, Articles / News, Contact us
  • Desain website sesuai tema bisnis, non-flash
  • Termasuk biaya nama domain 1 (satu) tahun pertama
  • Termasuk biaya hosting 1 (satu) tahun pertama dengan kapasitas penyimpanan data sebesar 100 MB dan maksimal akses bandwidth 1000 MB/bulan
  • Maksimal 10 account email (tergantung kapasitas penyimpanan hosting)
  • GRATIS biaya konsultasi untuk semua masalah dan informasi mengenai pembuatan website
  • Pendaftaran website pada search engine besar seperti Google & Yahoo!
  • Mendapatkan akses data statistik pengunjung untuk keperluan strategi pemasaran website
  • Mendapatkan link dari direktori bisnis Indonesia milik perusahaan kami secara GRATIS, sebagai media promosi
  • (khusus MLM) downline mendapatkan website replika
  • (khusus MLM) pemilik website dan downline memiliki member area sendiri
  • (khusus MLM) pemilik website dan downline bisa melihat statistik downline masing-masing
  • (khusus MLM) downline bisa register sendiri
  • (khusus MLM) pemilik website dan downline bisa mengedit artikel sendiri
  • Waktu pengerjaan maksimal 14 hari kerja

Investasi pembuatan: Rp 3.500.000,-
Biaya domain & hosting: Rp. 300.000,- untuk tahun kedua dan seterusnya


Paket website kami bisa di-upgrade sesuai dengan kebutuhan. Paket UKM bisa di-upgrade menjadi Paket Standard. Paket Standard bisa di-upgrade menjadi Paket Katalog atau Paket MLM. Untuk upgrade dari Paket UKM menjadi Paket Standard, akan dikenakan biaya sebesar Rp 1.750.000. Dari Paket Standard menjadi Paket Katalog atau MLM, akan dikenakan biaya sebesar Rp 500.000,-

Bagi yang ingin melakukan demo (trial) paket website kami, silahkan kunjungi link berikut http://demo.solusiwebindo.com/ untuk halaman administratornya silahkan kunjungi link http://demo.solusiwebindo.com/administrator/ username: user, password: user.

Berikut tahap-tahap pembuatan website perusahaan kami :

  • Analisa kebutuhan website
  • Pemilihan paket
  • Penandatanganan kontrak
  • Down Payment sebesar 30%
  • Penyerahan isi/konten website
  • Pembuatan desain halaman depan
  • Persetujuan desain halaman depan
  • Pembayaran tahap kedua sebesar 30%
  • Pembuatan website
  • Persetujuan website keseluruhan
  • Pelunasan pembayaran sebesar 40%

Apabila paket pembuatan website yang kami sediakan tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda, silahkan hubungi kami supaya Anda bisa menceritakan kebutuhan Anda secara mendetail, nanti kami akan ajukan penawaran pembuatan website berdasarkan kebutuhan Anda tersebut.

www.jasapembuatanwebsite.com

berapa sih bikin web????



aha...
dapet jg


Paket Website Proweb


Yth Customer
Di Tempat

Terima kasih telah menggunjungi website kami, untuk memenuhi kebutuhan website anda, Proweb memberikan paket-paket yang anda butuhkan sebagai berikut :

I. WEBSITE COMPANY PROFILE (WCP) : 1,5 JUTA
Fasilitas website :
1. Website terdiri dari 5 menu : Home, About Us,Product/Services, Clients, Contact Us
2. Website terdiri dari 5 halaman
3. Menggunakan stock design Proweb
4. Nama domain
5. Hosting 100MB, unlimited email
6. Content Management Sistem
7. Search Engine Optimization (SEO) structure
8. Free Google-Analytics (Optional)
9. Free pemasangan Google Adwords (Optional)
10.
Free backlink dari Proweb, website dengan pagerank 5
11. Terdaftar di Google


II. WEBSITE COMPANY PROFILE ADVANCED(WCP-ADVANVED : 3 JUTA
Fasilitas website :
1. Website terdiri dari 7 menu : Home, About Us, Product/Services, Clients, Articles/News,Contact,Search
2. Halaman website unlimited sesuai kebutuhan
3. 1 tingkat submenu
4. Menggunakan stock design Proweb
5. Nama domain
6. Hosting 200MB, unlimited email
7. Content Management Sistem
8. Search Engine Optimization (SEO) structure
9. Free Google-Analytics (Optional)
10. Free pemasangan Google Adwords (Optional)
11.
Free backlink dari Proweb, website dengan pagerank 5
12.
Free optimasi 1 keyword untuk SEO/Search Engine Optimization (Optional)
13. Terdaftar di Google

III. WEBSITE PRODUCT CATALOG (WPC) : 5 JUTA
Fasilitas website :
1. Website terdiri dari 7 menu : Home, About Us, Product, Clients, Articles/News,Contact,Search
2. Halaman website unlimited sesuai kebutuhan
3. 2 tingkat sub menu product, tingkat submenu untuk menu yang lain
4. Menggunakan stock design Proweb
5. Nama domain
6. Hosting 400MB, unlimited email
7. Content Management Sistem
8. Search Engine Optimization (SEO) structure
9. Free Google-Analytics (Optional)
10. Free pemasangan Google Adwords (Optional)
11.
Free backlink dari Proweb, website dengan pagerank 5
12.
Free optimasi 1 keyword untuk SEO/Search Engine Optimization (Optional)
13. Terdaftar di Google


IV. CUSTOMIZED EXCLUSIVE COMPANY PROFILE (CECP) : 8 JUTA
Fasilitas website :
1. Website terdiri dari 7 menu : Home, About Us, Product/Services, Clients, Articles/News,Contact,Search
2. Halaman website unlimited sesuai kebutuhan
3. 1 tingkat submenu
4. Exclusive design
5. Nama domain
6. Hosting 400MB, unlimited email
7. Content Management Sistem
8. Search Engine Optimization (SEO) structure
9. Free Google-Analytics (Optional)
10. Free pemasangan Google Adwords (Optional)
11.
Free backlink dari Proweb, website dengan pagerank 5
12.
Free optimasi 1 keyword untuk SEO/Search Engine Optimization (Optional)
13. Free Website Product Catalog CD Version (Optional)
14. Terdaftar di Google

V. CUSTOMIZE EXCLUSIVE PRODUCT CATALOG (CEPC) : 9,5 JUTA
Fasilitas website :
1. Website terdiri dari 7 menu : Home, About Us, Product, Clients, Articles/News,Contact,Search
2. Halaman website unlimited sesuai kebutuhan
3. 2 tingkat sub menu product, 1 tingkat submenu untuk halaman lain
4. Exclusive design
5. Nama domain
6. Hosting 400MB, unlimited email
7. Content Management Sistem
8. Search Engine Optimization (SEO) structure
9. Free Google-Analytics (Optional)
10. Free pemasangan Google Adwords (Optional)
11. Free backlink dari Proweb, website dengan pagerank 5
12. Free optimasi 1 keyword untuk SEO/
Search Engine Optimization (Optional)
13. Free Website Product Catalog CD Version (Optional)
14. Terdaftar di Google

VI. Syarat dan kondisi :
a. Harga penambahan fasilitas setiap paket website akan disesuaikan
b. Prosedur umum pengerjaan :
1. Konsultasi kebutuhan website
2. Pemilihan paket
3. Penandatanganan kontrak
4. Penyerahan content
5. Down Payment
6. Pembuatan disain home
7. Persetujuan design
8. Pembayaran tahap kedua
9. Development
10. Launching Website
11. Pelunasan pembayaran


www.prowebpro.com


Sabtu, 08 November 2008

akhirnya aku lalui

akhirnya jalan itu terlewati sudah
aku hampir2 terkapar di sana
mengelana mengharap surga
dan kelopak2 merah
yang siap merekah

ah...
indahnya
ketika asa itu hampir terbit di ufuk dunia
gelora hidup bagai menyala
mengecap sempurna
di hawa hayat

namun lara
ujung mimpi tlah terkabur bara
dan embun jiwa mendera
memercik seluruh raga

lalu kusiram luka bara itu
berbekas hangus pilu
sial aku
mata hampir merajaiku
atas kelopak2 merah yang menjemput

kurendam diri dalam putih
membeku api yang mukim di hati
melerai bara dengan embun pagi
merujuk mata akan mimpi
ya...
mimpi besar hidup ini

aku kembali
aku lewati lagi
aku tutup lagi

tahulah kau
aku lah bercacat
hanya Dia yang kembali membuka

Jumat, 31 Oktober 2008

adakah jalan kesana?

ya...
adakah jalan ke sana
yang membuat keindahan yang haram
menjadi ibadah yang penuh pahala?

ada...
jawabku
tapi tidakkah aku blm juga penuh dengan bekal
tidakkah aku hanya akan menciptakan lubang baru di depan
tidakkah ada waktu yang tepat nantinya untukku
tidakkah ada yang mesti kulakukan lebih dulu
tidakkah kesabaran menjadi jalan tengah terbaik
dan tidakkah Allah kan mengobati rasa rindu itu
jika kita mengingatNya dalam-dalam?
ya...
jawabku pada diriku sendiri

Rabu, 29 Oktober 2008

alhamdulillah

sekiranya bukan karena rahmatNya...
aku takkan bisa sampai di sini

ketika aku lelah
Allah berikan apa yang ku butuhkan
untuk sejenak rehat
tanpa berpaling dariNya
dan langsung bisa kupetik hikmah
kugapai lagi ghirah yang kini
lebih menggebu

Allah
sungguh mulia Kau

aku kan kembali yakin
akan taman surga yang menungguku
di sana
kembali kan kukucurkan
keringat bahkan darah
tuk gapai semua

Allahu akbar!!!

Selasa, 28 Oktober 2008

a

Aku tak tahu....
hanya Allah yang tahu segalanya
tapi aku bisa merasakan, aku hampir (kembali) tersungkur
aku lemah, tak berdaya di hadapan jutaan nikmatNya
sabar yang mestinya menjadi jubahku...
kini layaknya kain yang tengah siap kugantung

Allah...
semua salahku
tak ada cacat pada Mu
Kaulah Maha Sempurna
Allah...
menata diri saja bukan main susahnya
bagaimana aku bisa berharap menatanya..
menata mereka..
aku ingin pasrah
tapi ada rasa tak rela
aku ingin yakin
tapi ragu mengumbar rencana

ketika permata-permata menampakkan kilaunya
sedang kuberjalan menujuMu
dalam gontai langkahku nan lunglai lemas
mata pun tercekat, terpaling dariMu
dalam hening kembali terpikir
ribuan bunga kan bertebaran
menyambutku di taman sana
jika kulanjutkan kakiku
padaMu
jutaan wewangian kan semerbak di sluruh tubuhku
istana-istana menyambutku
dan bidadari-bidadari berlarian riang menjemputku
setelah sekian lama meredam rindunya untukku

tapi........
aku lelah
ada secercah cahya permata di sini
tak bisakah kusemai asa yg terpendam sejenak disini
hingga nanti kulanjutkan
lagi
jalanku padaMu?

aku terjebak (lagi)

Aku tak tahu....
hanya Allah yang tahu segalanya
tapi aku bisa merasakan, aku hampir (kembali) tersungkur
aku lemah, tak berdaya di hadapan jutaan nikmatNya
sabar yang mestinya menjadi jubahku...
kini layaknya kain yang tengah siap kugantung

Allah...
semua salahku
tak ada cacat pada Mu
Kaulah Maha Sempurna
Allah...
menata diri saja bukan main susahnya
bagaimana aku bisa berharap menatanya..
menata mereka..
aku ingin pasrah
tapi ada rasa tak rela
aku ingin yakin
tapi ragu mengumbar rencana

ketika permata-permata menampakkan kilaunya
sedang kuberjalan menujuMu
dalam gontai langkahku nan lunglai lemas
mata pun tercekat, terpaling dariMu
dalam hening kembali terpikir
ribuan bunga kan bertebaran
menyambutku di taman sana
jika kulanjutkan kakiku
padaMu
jutaan wewangian kan semerbak di sluruh tubuhku
istana-istana menyambutku
dan bidadari-bidadari berlarian riang menjemputku
setelah sekian lama meredam rindunya untukku

tapi........
aku lelah
ada secercah cahya permata di sini
tak bisakah kusemai asa yg terpendam sejenak disini
hingga nanti kulanjutkan
lagi
jalanku padaMu?

aku terjebak (lagi)

Aku tak tahu....
hanya Allah yang tahu segalanya
tapi aku bisa merasakan, aku hampir (kembali) tersungkur
aku lemah, tak berdaya di hadapan jutaan nikmatNya
sabar yang mestinya menjadi jubahku...
kini layaknya kain yang tengah siap kugantung

Allah...
semua salahku
tak ada cacat pada Mu
Kaulah Maha Sempurna
Allah...
menata diri saja bukan main susahnya
bagaimana aku bisa berharap menatanya..
menata mereka..
aku ingin pasrah
tapi ada rasa tak rela
aku ingin yakin
tapi ragu mengumbar rencana

ketika permata-permata menampakkan kilaunya
sedang kuberjalan menujuMu
dalam gontai langkahku nan lunglai lemas
mata pun tercekat, terpaling dariMu
dalam hening kembali terpikir
ribuan bunga kan bertebaran
menyambutku di taman sana
jika kulanjutkan kakiku
padaMu
jutaan wewangian kan semerbak di sluruh tubuhku
istana-istana menyambutku
dan bidadari-bidadari berlarian riang menjemputku
setelah sekian lama meredam rindunya untukku

tapi........
aku lelah
ada secercah cahya permata di sini
tak bisakah kusemai asa yg terpendam sejenak disini
hingga nanti kulanjutkan
lagi
jalanku padaMu?

aku terjebak (lagi)

Aku tak tahu....
hanya Allah yang tahu segalanya
tapi aku bisa merasakan, aku hampir (kembali) tersungkur
aku lemah, tak berdaya di hadapan jutaan nikmatNya
sabar yang mestinya menjadi jubahku...
kini layaknya kain yang tengah siap kugantung

Allah...
semua salahku
tak ada cacat pada Mu
Kaulah Maha Sempurna
Allah...
menata diri saja bukan main susahnya
bagaimana aku bisa berharap menatanya..
menata mereka..
aku ingin pasrah
tapi ada rasa tak rela
aku ingin yakin
tapi ragu mengumbar rencana

ketika permata-permata menampakkan kilaunya
sedang kuberjalan menujuMu
dalam gontai langkahku nan lunglai lemas
mata pun tercekat, terpaling dariMu
dalam hening kembali terpikir
ribuan bunga kan bertebaran
menyambutku di taman sana
jika kulanjutkan kakiku
padaMu
jutaan wewangian kan semerbak di sluruh tubuhku
istana-istana menyambutku
dan bidadari-bidadari berlarian riang menjemputku
setelah sekian lama meredam rindunya untukku

tapi........
aku lelah
ada secercah cahya permata di sini
tak bisakah kusemai asa yg terpendam sejenak disini
hingga nanti kulanjutkan
lagi
jalanku padaMu?

aku terjebak (lagi)

Aku tak tahu....
hanya Allah yang tahu segalanya
tapi aku bisa merasakan, aku hampir (kembali) tersungkur
aku lemah, tak berdaya di hadapan jutaan nikmatNya
sabar yang mestinya menjadi jubahku...
kini layaknya kain yang tengah siap kugantung

Allah...
semua salahku
tak ada cacat pada Mu
Kaulah Maha Sempurna
Allah...
menata diri saja bukan main susahnya
bagaimana aku bisa berharap menatanya..
menata mereka..
aku ingin pasrah
tapi ada rasa tak rela
aku ingin yakin
tapi ragu mengumbar rencana

ketika permata-permata menampakkan kilaunya
sedang kuberjalan menujuMu
dalam gontai langkahku nan lunglai lemas
mata pun tercekat, terpaling dariMu
dalam hening kembali terpikir
ribuan bunga kan bertebaran
menyambutku di taman sana
jika kulanjutkan kakiku
padaMu
jutaan wewangian kan semerbak di sluruh tubuhku
istana-istana menyambutku
dan bidadari-bidadari berlarian riang menjemputku
setelah sekian lama meredam rindunya untukku

tapi........
aku lelah
ada secercah cahya permata di sini
tak bisakah kusemai asa yg terpendam sejenak disini
hingga nanti kulanjutkan
lagi
jalanku padaMu?

Rabu, 22 Oktober 2008

jilbab bukan budaya

ya, jilbab bukan budaya.
budaya itu budi dan daya. budi adalah hasil pikir manusia, hasil dari logika-logika otak manusia, hasil nilai-nilai yang dipikirkan oleh manusia sendiri. daya adalah usaha manusia, hasil kerja nyata manusia untuk mewujudkan segala pikirannya tentang segala sesuatu. artinya budaya adalah apa yang datang dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia sendiri.
dan jilbab bukan itu semua!

Jilbab – Dari Universitas ke Dunia Kerja

oleh Nathalie Nahas
21 Maret 2008
Cetak
Email
Beirut – pada 9 Pebruari 2008, 411 dari 550 anggota parlemen memberi suara dalam mendukung perubahan reformasi undang-undang yang akan mengendurkan larangan pengenaan jilbab di universitas-universitas Turki dan mengamandemen konstitusi. Amandemen menyatakan bahwa ”negara akan memperlakukan setiap orang secara sejajar ketika memberikan pelayanan seperti pendidikan universitas dan tak seorangpun bisa dihalangi dari mendapatkan pendidikan untuk alasan-alasan yang tidak dirumuskan dengan jelas oleh hukum.”

Peristiwa baru-baru ini menciptakan kontroversi tentang apakah mengenakan jilbab harus menjadi keputusan negara atau masalah pribadi. Namun, apa yang jarang diperdebatkan di media, tapi mungkin sama pentingnya bagi wanita muda Muslim, adalah efek jilbab pada lulusan universitas yang ambisius, yang sangat ingin menemukan tempat mereka di dunia kerja.

Wanita Muslim di seluruh Timur Tengah menghadapi dua perlawanan: mendapatkan kebebasan untuk mengenakan jilbab atau tidak, dan apapun pilihan mereka, menghadapi penilaian orang lain.

Ketika saya memasuki salah satu kelas, Selasa lalu, di American University of Beirut (AUB) di Lebanon, saya mencari-cari teman saya, Nadine. Saya tidak melihat jilbab merah mudahnya, jadi saya kira dia belum tiba dan langsung duduk di kursi saya. Sebentar kemudian, saya kaget mendengarnya memanggil nama saya. Saya terpana melihatnya telah menanggalkan jilbabnya.

“Hei, kau tak pakai jilbab,” kata saya, sambil menunjuk ke rambut saya. Dia tertawa kecil dengan gugup dan berkata, “Ya, saya berusaha menjadi ilmuwan sosial dan mengenakan jilbab membawa terlalu banyak implikasi."

Benar bahwa sekarang ini, jilbab telah menjadi simbol berkonotasi religius, politik dan sosial. Namun, alasan mengapa wanita memilih mengenakannya, atau tidak mengenakannya, kerap amat beragam.

Citra wanita berjilbab sebagai tertekan dan didominasi oleh masyarakat Arab yang patriarki tempat dia tinggal sudah berubah, karena setidaknya di Lebanon, kebanyakan wanita muda secara aktif terlibat dalam menentukan apakah mau atau tidak mengenakan jilbab.

Orang biasanya menganggap AUB sebagai tempat para ekstrimis bertemu: sebagian wanita muda berpakaian secara konservatif, sementara yang lain memperlihatkan sebagian besar kulitnya. Konsekuensinya, sebagian wanita muda mengenakan jilbab sebagai cara untuk menjauhkan diri secara sosial dari penganut liberal yang ekstrim.

Ahli antropologi seperti Robert Murphy telah menganalisa peran jilbab dalam interaksi sosial. Dalam Social Distance and the Veil (Jarak Sosial dan Jilbab), dia menulis, “Interaksi itu mengancam secara definisi, dan tertutup, di sini terlihat sebagai satu aspek jarak, bertugas memberikan perlindungan parsial dan temporer pada diri sendiri."

Jadi, dalam masyarakat di mana penampilan fisik begitu diperhatikan dan identitas gender berada dalam fase transisi yang ambigu, jilbab kerap diacu sebagai alat perlindungan – dan bahkan afirmasi – dari identitas seseorang.

Sebagian wanita muda memilih untuk tidak mengenakan jilbab karena mereka bisa dikategorikan dalam cara-cara yang mungkin membatasi kesempatan lapangan kerja mereka. Seorang pelajar secara ironis bertanya pada saya, “Pernahkah kau melihat sales representatives yang tidak tinggi, cantik, dan dengan rambut yang sempurna? Dengan kemampuan marketing saya, saya bisa menjual sebanyak gadis-gadis itu” katanya sambil mengangkat bahu, “Tapi jika saya memakai jilbab, keterampilan saya tak akan berarti apa-apa, ia akan hilang terbawa angin lalu.”

Ini, saya pikir, adalah aspek yang paling tidak adil. Motivasi sejati Nadine ketika menanggalkan jilbabnya adalah tekanan dan kekhawatiran ditolak atau dianggap berbeda, bukan sebagai orang yang religius, tapi sebagai seorang profesional.

“Bayangkan jika suatu hari saya harus melaksanakan survei mengenai penyebab angka perceraian dan melaksanakan wawancara mendalam dengan wanita ‘modern’” katanya. “Entah bagaimana saya ragu mereka tidak akan memiliki prasangka tentang saya ketika mereka melihat saya mengenakan jilbab.”

Nadine berpikir orang yang diwawancarai akan berasumsi bahwa dia terlalu tradisionalis untuk menerima sesuatu yang berbeda. Sebagai ilmuwan sosial dia akan terekspos dengan banyak situasi di mana dia ingin dievaluasi berdasarkan kompetensinya; dan entah bagaimana ia merasa bahwa jilbabnya akan menghalangi penilaian tersebut.

Meski tidak ada hukum di Lebanon yang melarang mengenakan jilbab, sebagian wanita tahu bahwa jilbab bisa menghalangi mereka mengejar kesempatan kerja tertentu atau mencegah mereka berkembang dalam profesi tertentu.

Ketika seorang wanita merasa bahwa keahlian dan kompetensinya dinilai berdasarkan jilbab, maka itu menjadi suatu bentuk diskriminasi di tempat kerja, seperti hal-hal lainnya.

Sebagian wanita mengenakan jilbab sebagai tanda yang terlihat dari identitas mereka sebagai Muslim atau karena mereka percaya bahwa itu kewajiban religius, dan sebagian wanita mengenakannya karena merasa jilbab membuat mereka dihormati. Meski demikian, itu tidak ada hubungannya dengan kemampuan profesional mereka dan berasumsi sebaliknya akan tidak adil.

###

* Nathalie Nahas adalah mahasiswa American University of Beirut (AUB) jurusan anthropologi. Artikel ini ditulis untuk Kantor Berita Common Ground (CGNews) dan bisa diakses di www.commongroundnews.org.

Sumber: Kantor Berita Common Ground, 18 Maret 2008, www.commongroundnews.org
Telah memperoleh hak cipta

Senin, 20 Oktober 2008

Todar's Online Textbook of Bacteriology

MECHANISMS OF BACTERIAL PATHOGENICITY: ENDOTOXINS

© 2008 Kenneth Todar University of Wisconsin-Madison Department of Bacteriology

BACTERIAL ENDOTOXIN

Endotoxins are part of the outer membrane of the cell wall of Gram-negative bacteria. Endotoxin is invariably associated with Gram-negative bacteria whether the organisms are pathogenic or not. Although the term "endotoxin" is occasionally used to refer to any cell-associated bacterial toxin, in bacteriology it is properly reserved to refer to the lipopolysaccharide complex associated with the outer membrane of Gram-negative pathogens such as Escherichia coli, Salmonella, Shigella, Pseudomonas, Neisseria, Haemophilus influenzae, Bordetella pertussis and Vibrio cholerae.

The relationship of endotoxin (lipopolysaccharide) to the bacterial cell surface is illustrated in Figure 1 below.



Figure 1. Structure of the cell envelope of a Gram-negative bacterium (e.g. E. coli). The peptidoglycan sheet is actually in the periplasm, the space between the inner (plasma) and outer membranes. The inner face of the outer membrane is composed of phospholipid, the same as in the plasma membrane. The outer face of the outer membrane contains some phospholipid but primarily it is composed of lipopolysaccharide which has the amphipathic qualities of a phospholipid. Lipopolysaccharide is endotoxin. Imbedded in the outer membrane are various outer membrane proteins, lipoprotein and porin proteins, which sometimes play a role in virulence of a Gram-negative bacterium, but they are not considered endotoxins.

The biological activity of endotoxin is associated with the lipopolysaccharide (LPS). Toxicity is associated with the lipid component (Lipid A) and immunogenicity is associated with the polysaccharide components. The cell wall antigens (O antigens) of Gram-negative bacteria are components of LPS. LPS elicits a variety of inflammatory responses in an animal and it activates complement by the alternative (properdin) pathway, so it may be a part of the pathology of Gram-negative bacterial infections.

In vivo, Gram-negative bacteria probably release minute amounts of endotoxin while growing. This may be important in the stimulation of natural immunity. It is known that small amounts of endotoxin may be released in a soluble form by young cultures grown in the laboratory. But for the most part, endotoxins remain associated with the cell wall until disintegration of the organisms. In vivo, this results from autolysis, external lysis mediated by complement and lysozyme, and phagocytic digestion of bacterial cells.

Compared to the classic exotoxins of bacteria, endotoxins are less potent and less specific in their action, since they do not act enzymatically. Endotoxins are heat stable (boiling for 30 minutes does not destabilize endotoxin), but certain powerful oxidizing agents such as superoxide, peroxide and hypochlorite, have been reported to neutralize them. Endotoxins, although antigenic, cannot be converted to toxoids. A comparison of the properties of bacterial endotoxins and classic exotoxins is shown in Table 1.

Table 1. Characteristics of bacterial endotoxins and classic exotoxins
PROPERTY ENDOTOXIN EXOTOXIN
CHEMICAL NATURE Lipopolysaccharide (mw = 10kDa) Protein (mw = 50-1000kDa)
RELATIONSHIP TO CELL Part of outer membrane Extracellular, diffusible
DENATURED BY BOILING No Usually
ANTIGENIC Yes Yes
FORM TOXOID No Yes
POTENCY Relatively low (>100ug) Relatively high (1 ug)
SPECIFICITY Low degree High degree
ENZYMATIC ACTIVITY No Often
PYROGENICITY Yes Occasionally


The Role of LPS in the Outer Membrane of Gram-negative Bacteria

The function of the outer membrane of Gram-negative bacteria is to act as a protective permeability barrier. The outer membrane is impermeable to large molecules and hydrophobic compounds from the environment. LPS is essential to the function of the outer membrane. First, it establishes a permeability barrier that is permeable only to low molecular weight, hydrophilic molecules. In the E. coli the ompF and ompC porins exclude passage of all hydrophobic molecules and any hydrophilic molecules greater than a molecular weight of about 700 daltons. This prevents penetration of the bacteria by bile salts and other toxic molecules from the GI tract. It also a barrier to lysozyme and many antimicrobial agents. Second, in an animal host, it may impede destruction of the bacterial cells by serum components and phagocytic cells. Third, LPS may play a role as an adhesin used in colonization of the host. Lastly, variations in LPS structure provide for the existence of different antigenic strains of a pathogen that may be able to bypass a previous immunological response to a related strain.


Chemical Nature of Endotoxin

Most of the work on the chemical structure of endotoxin has been done with species of Salmonella and E. coli. LPS can be extracted from whole cells by treatment with 45% phenol at 90o. Mild hydrolysis of LPS yields Lipid A plus polysaccharide.

Lipopolysaccharides are complex amphiphilic molecules with a mw of about 10kDa, that vary widely in chemical composition both between and among bacterial species The general architecture of LPS is shown in Figure 2. The general structure of Salmonella LPS is shown in Figure 3 and the complete structure of Salmonella lipid A is illustrated in Figure 4.


Figure 2. General architecture of Lipopolysaccharide




Figure 3. General Structure of Salmonella LPS

Glc = glucose; GlcNac = N-acetyl- glucosamine; Gal = galactose; Hep = heptose; P = phosphate; Etn = ethanolamine; R1 and R2 = phoshoethanolamine or aminoarabinose. Ra to Re indicate incomplete forms of LPS. The Rd2 phenotype (not shown) would have only a single heptose unit. The Rc, Rd2, and Rd1 mutants lack the phosphate group attached to Hep.



Figure 4. Complete structure of the Lipid A Moiety of LPS of S. typhimurium, S. minnesota, and E. coli


LPS consists of three components or regions: Lipid A, an R polysaccharide and an O polysaccharide.

Region I. Lipid A is the lipid component of LPS. It contains the hydrophobic, membrane-anchoring region of LPS. Lipid A consists of a phosphorylated N-acetylglucosamine (NAG) dimer with 6 or 7 fatty acids (FA) attached. Usually 6 FA are found. All FA in Lipid A are saturated. Some FA are attached directly to the NAG dimer and others are esterified to the 3-hydroxy fatty acids that are characteristically present. The structure of Lipid A is highly conserved among Gram-negative bacteria. Among Enterobacteriaceae Lipid A is virtually constant.

The primary structure of Lipid A has been elucidated and Lipid A has been chemically synthesized. Its biological activity appears to depend on a peculiar conformation that is determined by the glucosamine disaccharide, the PO4 groups, the acyl chains, and also the KDO-containing inner core.


Region II. Core (R) antigen or R polysaccharide
is attached to the 6 position of one NAG. The R antigen consists of a short chain of sugars. For example: KDO - Hep - Hep - Glu - Gal - Glu - GluNAc -

Two unusual sugars, heptose and 2-keto-3-deoxyoctonoic acid (KDO), are usually present, in the core polysaccharide. KDO is unique and invariably present in LPS and so it has been used as an indicator in assays for LPS (endotoxin).

With minor variations, the core polysaccharide is common to all members of a bacterial genus (e.g. Salmonella), but it is structurally distinct in other genera of Gram-negative bacteria. Salmonella, Shigella and Escherichia have similar but not identical cores.


Region III. Somatic (O) antigen or O polysaccharide
is attached to the core polysaccharide. It consists of repeating oligosaccharide subunits made up of 3 - 5 sugars. The individual chains vary in length ranging up to 40 repeat units. The O polysaccharide is much longer than the core polysaccharide, and it maintains the hydrophilic domain of the LPS molecule. A major antigenic determinant (antibody-combining site) of the Gram-negative cell wall resides in the O polysaccharide.

Great variation occurs in the composition of the sugars in the O side chain between species and even strains of Gram-negative bacteria. At least 20 different sugars are known to occur and many of these sugars are characteristically unique dideoxyhexoses, which occur in nature only in Gram-negative cell walls. Variations in sugar content of the O polysaccharide contribute to the wide variety of antigenic types of Salmonella and E. coli and presumably other strains of Gram-negative species. Particular sugars in the structure, especially the terminal ones, confer immunological specificity of the O antigen, in addition to "smoothness" (colony morphology) of the strain. Loss of the O specific region by mutation results in the strain becoming a "rough" (colony morphology) or R strain.


The elucidation of the structure of LPS (Figure 3) relied heavily on the availability of mutants each blocked at a particular step in LPS synthesis. The biosynthesis of LPS is strictly sequential. The core sugars are added sequentially to Lipid A by successive additions, and the O side chain is added last, one preassembled subunit at a time. The properties of mutants producing incomplete LPS molecules suggests the nature and biological functions performed by various parts of the LPS molecule.

In E. coli and Salmonella, loss of the O antigen results in partial loss of virulence, suggesting that this portion of LPS is important during a host-parasite interaction. It is known that such "rough" mutants are more susceptible to phagocytosis and serum bactericidal reactions.

Loss of the more proximal parts of the core, as in "deep rough" mutants (i.e. in Rd1, Rd2, and Re mutants in Figure 3) makes the strains sensitive to a range of hydrophobic compounds, including antibiotics, detergents, bile salts and mutagens. This area contains a large number of charged groups and is thought to be important in maintaining the permeability properties of the outer membrane.

Mutants in the assembly of Lipid A cannot be isolated except as conditional lethal mutants and this region must therefore be essential for cell viability. The innermost region of LPS, consisting of Lipid A and three residues of KDO, appears to be essential for viability, presumably for assembling the outer membrane.


LPS and virulence of Gram-negative Bacteria

Both Lipid A (the toxic component of LPS) and the polysaccharide side chains (the nontoxic but immunogenic portion of LPS) act as determinants of virulence in Gram-negative bacteria.

The O polysaccharide and virulence

Virulence, and the property of "smoothness", is associated with an intact O polysaccharide, The involvement of the polysaccharide chain in virulence is shown by the fact that small changes in the sugar sequences in the side chains of LPS result in major changes in virulence. How are the polysaccharide side chains involved in the expression of virulence? There are a number of possibilities:

1. O-specific antigens could allow organisms to adhere specifically to certain tissues, especially epithelial tissues.

2. Smooth antigens probably allow resistance to phagocytes, since rough mutants are more readily engulfed and destroyed by phagocytes.

3. The hydrophilic O polysaccharides could act as water-solubilizing carriers for toxic Lipid A. It is known that the exact structure of the polysaccharide can greatly influence water binding capacity at the cell surface.

4. The O antigens could provide protection from damaging reactions with antibody and complement. Rough strains of Gram-negative bacteria derived from virulent strains are generally non virulent. Smooth strains have polysaccharide "whiskers" which bear O antigens projecting from the cell surface. The O antigens are the key targets for the action of host antibody and complement, but when the reaction takes place at the tips of the polysaccharide chains, a significant distance external to the general bacterial cell surface, complement fails to have its normal lytic effect. Such bacteria are virulent because of this resistance to immune forces of the host. If the projecting polysaccharide chains are shortened or removed, antibody reacts with antigens on the general bacterial surface, or very close to it, and complement can lyse the bacteria. This contributes to the loss of virulence in "rough" colonial strains.

5. The O-polysaccharide or O antigen is the basis of antigenic variation among many important Gram-negative pathogens including E. coli, Salmonella and Vibrio cholerae. Antigenic variation guarantees the existence of multiple serotypes of the bacterium, so that it is afforded multiple opportunities to infect its host if it can bypass the immune response against a different serotype. Furthermore, even though the O polysaccharides are strong antigens, they seldom elicit immune responses which give full protection to the host against secondary challenge with specific endotoxin.

Lipid A and virulence

The physiological activities of LPS are mediated mainly by the Lipid A component of LPS. Lipid A is a powerful biological response modifier that can stimulate the mammalian immune system. During infectious disease caused by Gram-negative bacteria, endotoxins released from, or part of, multiplying cells have similar effects on animals and significantly contribute to the symptoms and pathology of the disease encountered.

Since Lipid A is embedded in the outer membrane of bacterial cells, it probably only exerts its toxic effects when released from multiplying cells in a soluble form, or when the bacteria are lysed as a result of autolysis, complement and the membrane attack complex (MAC), ingestion and killing by phagocytes, or killing with certain types of antibiotics.

The injection of living or killed Gram-negative cells or purified LPS into experimental animals causes a wide spectrum of nonspecific pathophysiological reactions, such as fever, changes in white blood cell counts, disseminated intravascular coagulation, hypotension, shock and death. Injection of fairly small doses of endotoxin results in death in most mammals. The sequence of events follows a regular pattern: (1) latent period; (2) physiological distress (diarrhea, prostration, shock); (3) death. How soon death occurs varies on the dose of the endotoxin, route of administration, and species of animal. Animals vary in their susceptibility to endotoxin.

The mechanism is complex. In humans, LPS binds to a lipid binding protein (LBP) in the serum which transfers it to CD14 on the cell membrane, which in turn transfers it to another non-anchored protein, MD2, which associates with Toll-like receptor-4 (TLR4). This triggers the signaling cascade for macrophage/endothelial cells to secrete pro-inflammatory cytokines and nitric oxide that lead to characteristic "endotoxic shock". CD14 and TLR4 are present on several cells of the immunological system cells, including macrophages and dendritic cells. In monocytes and macrophages, three types of events are triggered during their interaction with LPS:

1. Production of cytokines, including IL-1, IL-6, IL-8, tumor necrosis factor (TNF) and platelet-activating factor. These, in turn, stimulate production of prostaglandins and leukotrienes. These are powerful mediators of inflammation and septic shock that accompanies endotoxin toxemia. LPS activates macrophages to enhanced phagocytosis and cytotoxicity. Macrophages are stimulated to produce and release lysosomal enzymes, IL-1 ("endogenous pyrogen"), and tumor necrosis factor (TNFalpha), as well as other cytokines and mediators.

2. Activation of the complement cascade. C3a and C5a cause histamine release (leading to vasodilation) and affect neutrophil chemotaxis and accumulation. The result is inflammation.

3. Activation of the coagulation cascade. Initial activation of Hageman factor (blood-clotting Factor XII) can activate several humoral systems resulting in
a. coagulation: a blood clotting cascade that leads to coagulation, thrombosis, acute disseminated intravascular coagulation, which depletes platelets and various clotting factors resulting in internal bleeding.
b. activation of the complement alternative pathway (as above, which leads to inflammation)
c. plasmin activation which leads to fibrinolysis and hemorrhaging.
d. kinin activation releases bradykinins and other vasoactive peptides which causes hypotension.
The net effect is to induce inflammation, intravascular coagulation, hemorrhage and shock.

LPS also acts as a B cell mitogen, stimulating the polyclonal differentiation and multiplication of B-cells and the secretion of immunoglobulins, especially IgG and IgM

Return to Todar's Online Textbook of Bacteriology


Written and edited by Kenneth Todar University of Wisconsin-Madison Department of Bacteriology All rights reserved

Selasa, 14 Oktober 2008

impaksi

18 Agustus 2008
IMPAKSI GIGI MOLAR (GERAHAM)

Impaksi gigi molar (geraham) adalah gigi molar ketiga yang gagal untuk erupsi (tumbuh) secara sempurna pada posisinya. Gigi terhalang oleh gigi depannya (molar dua) atau jaringan tulang/jaringan lunak yang padat di sekitarnya. Kemungkinannya, gigi bisa muncul sebagian atau tidak bisa erupsi sama sekali. Kalaupun muncul, erupsinya salah arah atau posisinya tidak normal. Gigi demikian bisa digolongkan sebagai gigi yang gagal bererupsi pada posisi normal.

Posisi impaksi gigi molar bisa macam-macam. Ada yang miring ke depan, vertikal dan muncul sebagian, serta terpendam horisontal atau vertikal. Semua itu tergantung letak dan posisi gigi molar tiga terhadap rahang dan geraham kedua (molar kedua), atau kedalamannya menancap di dalam tulang rahang.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal, proses pertumbuhan terhambat, arah pertumbuhan, arah erupsi, dan pengaruh garis oblik eksternal dan otot buksinator. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang "kesempitan" gara-gara pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna.

Ada teori lain. Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan. Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya, karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya.

Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar, ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa terjadi kekurangan tempat erupsi gigi molar ketiga, dan terjadilah impaksi.

Sempitnya ruang erupsi gigi molar ketiga, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang.

Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi molar ketiga yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Maka, untuk mendukung perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan akan tumbuh normal.

Gigi molar ketiga yang mengalami impaksi sering menimbulkan komplikasi yaitu:

Perikoronitis merupakan suatu kondisi yang umum dijumpai pada molar tiga yang impaksi dan cenderung muncul berulang, bila molar ketiga belum erupsi sempurna. Akibatnya, dapat terjadi kerusakan tulang di antara gigi molar ketiga dan molar depannya (molar kedua).

Tekanan mahkota gigi molar ketiga yang erupsi pada permukaan akar molar depannya dapat menyebabkan resorpsi patologis. Misalnya, hilangnya lapisan semen gigi bahkan bisa menimbulkan kematian gigi molar kedua.

Gigi molar ketiga yang impaksi juga dapat melemahkan bagian belakang rahang bawah. Bila terjadi trauma pada bagian wajah, maka pada sisi itu sering terjadi fraktur (retak) tulang rahang.

Rasa sakit idiopatik merupakan rasa sakit gigi pada molar ketiga yang tidak jelas atau rasa sakit yang menyebar ke bagian leher dan kepala. Kadang-kadang pasien mengeluh sakit meski secara klinis dan rontgen tak ada yang tidak normal kecuali adanya gigi impaksi tertanam dalam sekali. Impaksi gigi molar ketiga kadang-kadang tampak pada waktu dilakukan pemeriksaan rontgen rutin seputar daerah tidak bergigi pada rahang bawah. Penekanan selaput lendir antara mahkota molar ketiga dan protesa menyebabkan rasa sakit. Tekanan pada gusi yang menutupi menyebabkan kematian sel dan dapat menimbulkan penyebaran infeksi.

Gigi molar tiga yang impaksi adakalanya tidak menimbulkan keluhan maupun gejala klinis. Meskipun demikian, kalau molar tiga dibiarkan bertancap di tempatnya, ada kemungkinan dapat memperburuk keadaan, misalnya pada penderita kelainan jantung akut, kelainan pembekuan darah, dan menjadikan tidak tahan terhadap obat anestesi. Apalagi bila gigi impaksi terbenam dalam tulang rahang secara keseluruhan, justru memungkinkan terbentuknya kista.

Gigi molar tiga yang impaksi juga bertendensi menimbulkan infeksi atau karies (gigi berlubang) pada bagian geraham depannya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar dua gara-gara gigi molar ketiga mengalami impaksi. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan Akbar Rahayu (1981) pada penderita yang berobat di Bagian Bedah Mulut dan Maksilo Fasial Ladokgi TNI AL M.E. Martadinata. Menurut Akbar, terbentuknya karies dipermudah, terutama kalau erupsinya sebagian sehingga sisa-sisa makanan sukar dibersihkan.

Keadaan lain yang dapat disebabkan oleh gigi impaksi adalah periodontitis (peradangan jaringan pendukung gigi), kelainan neurologis dan gigi berdesakan karena ditekan gigi molar ketiga ke arah depan.

Nah, untuk mencegah timbulnya komplikasi macam-macam, maka tindakan pencabutan atau bedah sangat dianjurkan. Dalam hal ini ada tiga alternatif. Mencabut semua gigi molar ketiga, terutama yang akarnya sudah terbentuk sempurna. Pencabutan hanya pada molar ketiga yang akan impaksi. Atau pencabutan gigi molar ketiga impaksi yang menimbulkan kondisi patologis.

Di kalangan dokter tindakan demikian disebut odontectomie atau mengeluarkan gigi yang tidak erupsi atau erupsi sebagian karena akarnya tertanam dalam tulang rahang dan sulit dicabut dengan cara biasa, maka harus dengan tindakan bedah.

Waktu pencabutan gigi molar impaksi tidak dapat ditentukan dengan jelas. Bila telah ada indikasi pencabutan gigi tersebut, maka tindakan pencabutan gigi molar tiga impaksi sebaiknya pada usia relatif muda pada waktu pertumbuhan tulang telah berhenti (16-18 tahun), karena akan mengurangi komplikasi karena akar belum terbentuk sempurna (sebaiknya bila akar telah terbentuk sepertiga atau duapertiga) dan tulang sekitar gigi belum padat.

Beberapa komplikasi pencabutan gigi impaksi yang sering dijumpai:

1. Nyeri dan Bengkak. Ketidak nyamanan, bengkak dan rasa nyeri merupakan suatu konsekuensi tindakan pencabutan gigi impaksi, yang harus diminimalkan. Umumnya tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan kompres es dan pemberian preparat steroid yang mempunyai efek anti inflamasi kuat seperti betametason dan eksametason pra bedah. Tindakan lain adalah dengan melakukan irigasi cairan fisiologis yang adekuat selama operasi dan menggunakan anestesi lokal long acting seperti bupivacain.

2. Kerusakan saraf. Kerusakan saraf sangat mungkin terjadi pada tindakan operasi gigi molar tiga impaksi dengan frekuensi berkisar 0,5-5%. Pada umumnya kerusakan saraf akan mengalami perbaikan secara spontan terutama saraf alveolaris inferior karena terletak dalam kanalis mandibula sehingga ujung-ujung saraf yang rusak dapat dengan lebih baik mendekat secara spontan.

3. Infeksi. Infeksi dapat terjadi baik sebelum maupun setelah tindakan pencabutan gigi molar tiga. Infeksi akibat gigi molar tiga perlu mendapat perhatian serius karena dapat menyebar ke spatium kepala dan leher yang berakibat fatal.

4. Komplikasi sinus maksilaris. Secara anatomis terdapat hubungan yang erat antara gigi premolar (geraham kecil) dan molar atas dengan sinus maksilaris, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya resiko perforasi sinus maksilaris pada waktu pencabutan gigi-gigi tersebut.

5. Fraktur tulang mandibula (retak tulang rahang bawah). Fraktur mandibula merupakan komplikasi pencabutan gigi molar tiga bawah yang dapat terjadi pada penderita dengan atropi mandibula, osteoporosis atau adanya kista atau tumor yang besar. Dapat pula terjadi bila menggunakan terlalu besar tenaga. Bila terjadi fraktur mandibula maka segera hentikan tindakan, lakukan imobilisasi dan lakukan foto Panoramik.

6. Terdorongnya gigi ke spatium sekitarnya. Gigi molar tiga atas dapat terdorong kearah posterosuperior kedalam spatium infratemporalis bila menggunakan tenaga yang berlebihan pada waktu elevasi kearah distal tanpa retraktor dibelakang tuberositas.

7. Perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat dibagi menjadi perdarahan primer, intermediat atau sekunder atau perdarahan arteri, vena dan kapiler. Pada tindakan pencabutan gigi molar tiga pada pasien tanpa kelainan darah, umumnya disebabkan oleh perdarahan kapiler. Perdarahan sekunder disebabkan oleh oral fibrinolisis akibat terlalu banyak kumur, infeksi lokal atau trauma pencabutan yang terlalu besar. Terapinya adalah aplikasi tampon adrenalin, pemberian anti perdarahan kapiler seperti asam trasexamik, hemostatik lokal seperti spongostan, surgicel dan penjahitan.

8. Komplikasi pada sendi temporomandibula (sendi yang menggerakkan rahang). Pencabutan gigi molar kadang akan mengakibatkan disfungsi sendi temporomandibula terutama pada penderita yang sebelumnya telah mengalami gangguan sendi, tindakan yang lama dan tenaga yang berlebihan. Komplikasi dapat diminimalkan dengan pasien menggigit pada bite block pada sisi kontralateral dan istirahat sebentar durante operasi. Bila terjadi, maka kelainan sendi tersebut diterapi dengan cara konvensional seperti istirahat, terapi hangat, muscle relaxant dan bila mungkin dengan terapi splint oklusal.

Beberapa petunjuk perawatan pada pasien setelah pencabutan gigi impaksi adalah:

  • Dilarang menghisap atau meniup
  • Dilarang merokok
  • Minum menggunakan sedotan selama 24 jam
  • Dilarang berkumur keras walaupun menggunakan obat kumur
  • Dilarang membersihkan gigi dekat tempat pencabutan
  • Dilarang olah raga berat selama 24 jam
  • Dilarang minum panas atau alkohol. (putz)
www.dentisia.com