- Menjadi lambat, kurang kontribusi, kurang produktif
- Menjadi pasif dan tidak berbuat apa-apa
- Menarik diri dari lingkaran dakwah
- Menjadi benci terhadap dakwah
- Berbalik memusuhi dan memerangi dakwah
Itulah beberapa indikasi jatuhnya seseorang di jalan dakwah, mulai dari indikasi yang ringan sampai pada yang paling berat.
Fenomena berjatuhan di jalan dakwah adalah fenomena yang hampir selalu ada. Siapakah yang dirugikan dari fenomena ini? Dakwah? Sampai batas-batas tertentu, bisa jadi. Akan tetapi, yang sebetulnya dirugikan adalah sang aktivis dakwah yang terjatuh tersebut.
Dakwah itu ibarat gerbong kereta yang mengangkut para aktivisnya sebagai penumpang. Jika ada seseorang yang tertinggal dari gerbong, akan ada saja orang lain yang menggantikan kursi tempat duduknya. Tertinggalnya orang tersebut hampir tidak berpengaruh pada dakwah. Sebaliknya, yang tertinggal itulah yang menjadi rugi. Relakah kita menjadi orang yang tertinggal itu?
Selanjutnya, apa sajakah yang bisa menyebabkan seorang aktivis dakwah terjatuh di jalan dakwah? Secara umum, ada 2 sebab: faktor internal dan faktor eksternal.
Karena Faktor Internal
1. Karena semangat menurun
Antisipasi :
- Senantiasa menjaga kekuatan ruhiyah
- Membentengi diri dengan ilmu yang kokoh
2. Karena merasa jenuh
Antisipasi :
- Tidak berlebihan dan ekstrim, menanggung beban yang terlalu berat
- Melakukan refreshing dan hal-hal yang menghibur diri
3. Karena tidak puas
Antisipasi :
- Senantiasa ikhlas hanya karena Allah dan tidak menggantungkan harapan dan orientasi kepada selain-Nya
4. Karena tidak bisa memahami dakwah
Antisipasi :
- Terlibat dan terjun langsung dalam dakwah sehingga memahami realitas
- Senantiasa mengikuti perkembangan dan dinamika terkini
- Senantiasa meningkatkan dan mempeluas ilmu dan pemahaman
Karena Faktor Eksternal
1. Karena terbawa oleh lingkungan pergaulan
Antisipasi :
- Cari lingkungan pergaulan dan teman-teman dekat yang baik
- Perkuat ketahanan diri (ruhiyah dan ilmu)
2. Karena tekanan dan pengaruh keluarga
Antisipasi :
- Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan keluarga
- Berusaha untuk berdakwah dalam keluarga dengan cara yang sebaik-baiknya
- Memiliki ”keluarga kedua”
3. Karena terbuai oleh kenikmatan dunia
Antisipasi :
- Perkuat ketahanan diri (ruhiyah dan ilmu)
- Memiliki tameng diluar diri kita (orang-orang yang bisa menjaga diri kita, bentuk-bentuk kenikmatan tandingan yang syar’i)
4. Karena tidak kuat menghadapi tekanan kehidupan
Antisipasi :
- Memantapkan pilar-pilar kehidupan
- Perkuat ketahanan diri
- Perhatian dan bantuan dari saudara-saudaranya
5. Karena tidak kuat menghadapi intimidasi
Antisipasi :
- Perkuat ketahanan diri
- Mempersenjatai diri
- Pembelaan dan dukungan dari saudara-saudaranya
6. Karena perselisihan atau konflik dengan saudaranya
Antisipasi :
- Senantiasa menjaga adab-adab dan akhlaq-akhlaq mu’amalah dengan saudara-saudaranya
- Memiliki hati yang lapang
- Adanya peredam bibit-bibit perselisihan dan konflik
(sumber:menaraislam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar