CANGKLONG UNTUK KAKEK
bertahun telah kulukis rindu
di hamparan jarum ilalang, yang menusuk aku
merontaronta untuk segera menguburkan cendera
aku, yang teringat sosok renta
dengannya ku berjalan kemari
di tanah padang yang sepoi angin mengusik daun berjatuhan
bila ku berjalan agak jauh
ia selalu berteriak;
“jangan kesana, nanti ada begu!”
dan aku pun segera berlari mengejar pangkuannya yang lamur
tanpa sadar,
bunyi di kantong celananya segera mengusikku
namun, ia malah mengelus rambutku
sesekali mendehem, tinggalkan cangklong tuanya
bilangan waktu yang berumur
telah kembali menuntunku ke tanah ilalang
mengucap salam setiap rumput kering—padaku
kata mereka; “senang berteman dengan kakek”
disini, di tanah padang ini
dalam ulang tahun yang sepi
ku letakkan cangklong baru, di sisi nisan kakek
dengan segurat senyum yang mengepal
“masihkah kakek mau mengajakku bermain lagi,”
Rumah Cinta-Padang, Januari 2007
kerinduan pada sosok Pram,
KUBUR KACA (II)
Agustus 1945
di pertengahan musim ini
jiwajiwa berdetak,
surut,
takut.
diorama pagi
mengawal pusaka
dengan ketikan harapan
di hadap kubur paksa
bangsa...
Gedung F. 2,1 UNAND, November 2006
JEJAK PENANTIAN
I
Dari Narathiwat,
kau berjalan.
entah apa yang kau rindukan
mungkin desah waktu kereta
yang mengalun
yang membuat jiwamu gundah
untuk sebuah kata “persahabatan”
Namun,
apa yang bisa kau harapkan
dari secuil demokrasi
yang tergores kudeta sejarah yang
memilukan
Apa yang bisa kau buktikan,
dari secuil kerangka fatamorgana
bernama
“kebahagiaan?”
II
Aku pun turut berjalan
dari sisi-mu yang disebelah
Aku pun menunggu,
desah raung kereta yang telah
terlambat pula rupanya
ya,
desah-desah itu pula yang selalu
kurindukan
dalam masa-masa teduh
ataupun masa-masa suram
seperti sekarang.
III
baiklah kawan,
kita sama-sama berjalan
dalam waktu yang sama tentunya
Dan tentu pula,
berharap sesuatu yang wah,
dari sebuah masa
sambil terus berharap
ada seorang Mesias,
yang turun secepatnya
dan menyelamatkan kita
dari keserakahan ini,
IV
Aku kembali berjalan
kau pun juga
mengarungi Drina hingga Gangga
untuk tetap mencari,
Isa yang dinanti.
KaranggoNet, Oktober 2006
Posted in Budaya dan Sastra printer friendly version
Submitted by Sayyid Madany Syani on February 15, 2007 - 19:14.Copyright © ukhuwah.or.id, 2007. All Rights Reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar