Selasa, 28 Oktober 2008
aku terjebak (lagi)
hanya Allah yang tahu segalanya
tapi aku bisa merasakan, aku hampir (kembali) tersungkur
aku lemah, tak berdaya di hadapan jutaan nikmatNya
sabar yang mestinya menjadi jubahku...
kini layaknya kain yang tengah siap kugantung
Allah...
semua salahku
tak ada cacat pada Mu
Kaulah Maha Sempurna
Allah...
menata diri saja bukan main susahnya
bagaimana aku bisa berharap menatanya..
menata mereka..
aku ingin pasrah
tapi ada rasa tak rela
aku ingin yakin
tapi ragu mengumbar rencana
ketika permata-permata menampakkan kilaunya
sedang kuberjalan menujuMu
dalam gontai langkahku nan lunglai lemas
mata pun tercekat, terpaling dariMu
dalam hening kembali terpikir
ribuan bunga kan bertebaran
menyambutku di taman sana
jika kulanjutkan kakiku
padaMu
jutaan wewangian kan semerbak di sluruh tubuhku
istana-istana menyambutku
dan bidadari-bidadari berlarian riang menjemputku
setelah sekian lama meredam rindunya untukku
tapi........
aku lelah
ada secercah cahya permata di sini
tak bisakah kusemai asa yg terpendam sejenak disini
hingga nanti kulanjutkan
lagi
jalanku padaMu?
Sabtu, 06 September 2008
Puisi-puisi Sayyid Madany Syani
CANGKLONG UNTUK KAKEK
bertahun telah kulukis rindu
di hamparan jarum ilalang, yang menusuk aku
merontaronta untuk segera menguburkan cendera
aku, yang teringat sosok renta
dengannya ku berjalan kemari
di tanah padang yang sepoi angin mengusik daun berjatuhan
bila ku berjalan agak jauh
ia selalu berteriak;
“jangan kesana, nanti ada begu!”
dan aku pun segera berlari mengejar pangkuannya yang lamur
tanpa sadar,
bunyi di kantong celananya segera mengusikku
namun, ia malah mengelus rambutku
sesekali mendehem, tinggalkan cangklong tuanya
bilangan waktu yang berumur
telah kembali menuntunku ke tanah ilalang
mengucap salam setiap rumput kering—padaku
kata mereka; “senang berteman dengan kakek”
disini, di tanah padang ini
dalam ulang tahun yang sepi
ku letakkan cangklong baru, di sisi nisan kakek
dengan segurat senyum yang mengepal
“masihkah kakek mau mengajakku bermain lagi,”
Rumah Cinta-Padang, Januari 2007
kerinduan pada sosok Pram,
KUBUR KACA (II)
Agustus 1945
di pertengahan musim ini
jiwajiwa berdetak,
surut,
takut.
diorama pagi
mengawal pusaka
dengan ketikan harapan
di hadap kubur paksa
bangsa...
Gedung F. 2,1 UNAND, November 2006
JEJAK PENANTIAN
I
Dari Narathiwat,
kau berjalan.
entah apa yang kau rindukan
mungkin desah waktu kereta
yang mengalun
yang membuat jiwamu gundah
untuk sebuah kata “persahabatan”
Namun,
apa yang bisa kau harapkan
dari secuil demokrasi
yang tergores kudeta sejarah yang
memilukan
Apa yang bisa kau buktikan,
dari secuil kerangka fatamorgana
bernama
“kebahagiaan?”
II
Aku pun turut berjalan
dari sisi-mu yang disebelah
Aku pun menunggu,
desah raung kereta yang telah
terlambat pula rupanya
ya,
desah-desah itu pula yang selalu
kurindukan
dalam masa-masa teduh
ataupun masa-masa suram
seperti sekarang.
III
baiklah kawan,
kita sama-sama berjalan
dalam waktu yang sama tentunya
Dan tentu pula,
berharap sesuatu yang wah,
dari sebuah masa
sambil terus berharap
ada seorang Mesias,
yang turun secepatnya
dan menyelamatkan kita
dari keserakahan ini,
IV
Aku kembali berjalan
kau pun juga
mengarungi Drina hingga Gangga
untuk tetap mencari,
Isa yang dinanti.
KaranggoNet, Oktober 2006
Posted in Budaya dan Sastra printer friendly version
Submitted by Sayyid Madany Syani on February 15, 2007 - 19:14.Rabu, 13 Agustus 2008
perjalanan panjang
takut
berubah?
bukankah kini saja aku nyaman?
buat apa susah-susah melepas kedok hitam?
jika yg putih pun tak pnuh kepastian?
bahkan berat terasa..."
hm,bukankah hanya pengecut yg berkata bgitu?
lantaran apa juga bertahan dlm kegelapan
sekedar nyamankah?
sekedar lezatkah?
lalu,bukankah makan hanya lezat di mulut?
lalu,tubuh jg yg menuai apa yg kau lahap, padahal lambung tak brkata lezat..tapi dia kan menuai banyak
lalu, bukankah obat pahit di bibir?
tapi darah menuai manfaatny sketika
kapan akan berubah?
memangny hidup sekedar mengukir siklus?
lahir-bayi-remaja-dewasa-tua-dan mati?
begitu sederhanakah?
lalu apa bedanya dunia dengan lahirnya kita?
tak ada dan adanya kita tak ada bedanya?
hah!
bukankah itu mati lebih baik?
ya, tak usahlah repot2 berubah(jd lebih baik)
karena itu kau sudah mati sebelum mati
semarang,12 agustus 2008
Minggu, 06 Juli 2008
mimpi, tak selalu bahagia?
ya, karena kadang mimpi itu hadir
terlalu dini
dia menampilkan ujud aslinya
kepada kita
kenapa
ya, karena dia kemudian
secara tak langsung
telah menuntut kita
pada keadaan yang lebih sesuai
keadaan yang lebih siap untuk menjemput
mimpi itu
kenapa
ya, kita sering tak menyadari
bahwa doa2 kita sudah banyak
yang terkabul
mimpi2 sudah kita menjelma menjadi
bentuk nyatanya di dunia
dan sebenarnya mimpi itulah
yang menyusun teka-teki
ke mana kita juga perlu melangkah
karena mimpi itu sudah hadir
karena mimpi itu menggambarkan
kebutuhan kita
mimpi yang menjadi nyata
telah menceritakan pada kita
apa yang kurang dari kita
kita berharap
kita mengamati
kita kecewa
lalu kita menuntut
menuntut sesuatu di luar kita
karena mimpi tak kunjung hadir
padahal, bukan begitu,,,
kita berharap
kita mengamati
kita kecewa
lalu kita renungi
karena kenyataan yang tak sesuai harapan
adalah karena kita melihta kenyataan
dari bayangan kita
ternyata kita perlu
melihat diri kita
dari sudut kenyataan yang ada di depan kita
kenapa kita tak sesuai dengan kenyataan?
yah,memang
ketika kita merasa mimpi hadir terlalu dini
maka yang terjadi adalah rasa tertekan
karena kita tak bisa menjemputnya
dalam kondisi yang tepat
tapi palilng tidak,rasa bahagia itu bisa
ditukar
dengan terbukanya pikiran
terkuaknya kenyataan di luar kita
bahwa Dia telah memberi semua yang tepat
tapi kita seringkali mengecewakan
semarang,2 april 2008
angkuh
tapi dengan angkuh itu
aku hidup
aku mampu tundukkan waktu
kini aku adalah yang aku mau
tapi dimana angkuhku
berdiri
aku sendiri
ketika setangkai bunga melayang ka arahku
aku bisa angkuh...?!
ya?!
aku memang bisa angkuh,...
ketika bunga yang jatuh dalam gengamanku layu..
masih angkuhkah aku..?
lalu bunga itu hancur dan aku takkan sempat lagi
menikmati wangi
dan..
aku tahu angkuh takkan angkuh lagi, tak mau lagi
karena tlah kuhancurkan bunga dengan keangkuhanku
karena ku tundukan dia dengan diriku??
bukan!!!
Tuhanlah yang ada di atasku
Dia menundukan semua yang Ia Mau
....lewat aku
dan.. maafkan aku, bunga
belum saatnya berpijak ke kebun madu
karna sayapku basah dan tak mampu mengepak
karna tubuhku berat seberat perjanjian yang terberat
semoga Allah segera tentukan waktunya
hingga mimpiku melayang ke alam nyata
semarang,2007